Wakil Ketua Badan Anggaran(Banggar) DPR RI Said Abdullah memperkirakan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar masih belum mereda sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang belum membaik.
Virus Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat memukul perekonomian baik secara nasional dan global. Dimana, hampir seluruh indikator ekonomi makro mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah mengatakan perlunya pembagian beban bersama antara pemerintah dan BI dalam membiayai program PEN Tahun 2020. Pasalnya, besarnya alokasi anggaran mencapai Rp 905,10 triliun tidak bisa ditanggung oleh Pemerintah sendiri.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH. Said Abdullah menegaskan, penanganan Covid-19 saat ini akan menjadi landasan dalam pemulihan sosial dan ekonomi nasional.
Ketua Banggar DPR RI, MH Said Abdullah meminta pemerintah merancang kebijakan fiskal ekspansi-konsolidatif dalam merumuskan RAPBN 2021 agar memiliki dampak dalam membangkitkan ekonomi.
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah berharap Gubernur Bank Indonesia (BI) dapat tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena disadari sepenuhnya bahwa saat ini mata uang rupiah mengalami depresiasi secara konstan.
Ketua Banggar DPR RI, MH Said Abdullah memperkirakan ekonomi Indonesia menuju ambang resesi pada kuartal III-2020 dengan pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) dalam rentang minus 3,6 sampai minus 2,9 persen.
Keberhasilan program vaksinasi menjadi faktor penentu bagi pemulihan ekonomi nasional. Karenanya, program vaksinasi nasional oleh pemerintah harus berjalan sukses.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah meminta rumah sakit agar tidak menjadikan layanan pandemi Covid-19 sebagai ajang pemburu rente.
Ketua Banggar DPR RI MH Said Abdullah meminta pemerintah mengkaji ulanh pelarangan mudik selama Lebaran. Kajian itu menyangkut durasi mudik dan mekanisme mudik.